PENGERTIAN
ILMU PENGETAHUAN
Ilmu
Pengetahuan adalah suatu proses pemikiran dan analisis yang rasional,
sistimatik, logik dan konsisten. Hasilnya dari ilmu pengetahuan dapat
dibuktikan dengan percobaan yang transparan dan objektif. Ilmu pengetahuan
mempunyai spektrum analisis amat luas, mencakup persoalan yang sifatnya
supermakro, makro dan mikro. Hal ini jelas terlihat, misalnya pada ilmu-ilmu:
fisika,kimia,kedokteran,pertanian,rekayasa,bioteknologi,dansebagainya.
v SIKAP
ILMIAH
Sikap ilmiah yang
dimaksud adalah sikap yang seharusnya dimiliki oleh seorang peneliti. Untuk
dapat melalui proses penelitian yang baik dan hasil yang baik pula, peneliti
harus memiliki sifat-sifat berikut ini:
Ø Mampu
Membedakan Fakta dan Opini
Fakta adalah suatu
kenyataan yang disertai bukti-bukti ilmiah dan dapat dipertanggungjawabkan
kebenarannya,sedangkan opini adalah pendapat pribadi dari seseorang yang tidak
dapat dibuktikan kebenarannya sehingga di dalam melakukan studi kepustakaan,
seorang peneliti hendaknya mampu membedakan antara fakta dan opini agar hasil
penelitiannya tepat dan akurat serta dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
.
Ø Berani
dan Santun dalam Mengajukan Pertanyaan dan Argumentasi
Peneliti yang baik
selalu mengedepankan sifat rendah hati ketika berada dalam satu ruang dengan
orang lain. Begitu juga pada saat bertanya, berargumentasi, atau mempertahankan
hasil penelitiannya akan senantiasa menjunjung tinggi sopan santun dan
menghindari perdebatan secara emosi. Kepala tetap dingin, tetapi tetap berani
mempertahankan kebenaran yang diyakininya karena yakin bahwa pendapatnya sudah
dilengkapi dengan fakta yang jelas sumbernya.
Ø Mengembangkan
Keingintahuan
Peneliti yang baik
senantiasa haus menuntut ilmu, ia selalu berusaha memperluas pengetahuan dan
wawasannya, tidak ingin ketinggalan informasi di segala bidang, dan selalu
berusaha mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin hari semakin
canggih dan modern.
Ø Kepedulian
terhadap Lingkungan
Dalam melakukan
penelitian, peneliti yang baik senantiasa peduli terhadap lingkungannya dan
selalu berusaha agar penelitian yang dilakukannya membawa dampak yang positif
bagi lingkungan dan bukan sebaliknya, yaitu justru merusak lingkungan. Semua
usaha dilakukan untuk melestarikan lingkungan agar bermanfaat bagi generasi
selanjutnya.
Ø Berpendapat
secara Ilmiah dan Kritis
Pendapat seorang
peneliti yang baik selalu bersifat ilmiah dan tidak mengada-ada tanpa bukti
yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Di samping itu, peneliti juga
harus kritis terhadap permasalahan yang terjadi dan berkembang di sekitarnya.
Ø Berani
Mengusulkan Perbaikan atas Suatu Kondisi dan Bertanggung Jawab terhadap
Usulannya.
Peneliti yang baik
senantiasa berani dan bertanggung jawab terhadap konsekuensi yang harus
dihadapinya jika sudah mengusulkan sesuatu. Usulan tersebut selalu diembannya
dengan baik dan dilaksanakan semaksimal mungkin, kemudian diwujudkannya dalam
bentuk nyata sehingga hasilnya dapat dinikmati oleh orang lain.
Ø Bekerja
Sama
Dalam kehidupan
sehari-hari, peneliti yang baik mampu bekerjasama dengan orang lain dan tidak
individualis atau mementingkan diri sendiri. Ia meyakini bahwa dirinya tidak
dapat hidup tanpa bantuan orang lain sehingga keberadaannya senantiasa
diharapkan oleh orang lain.
Ø Jujur
terhadap Fakta
Peneliti yang baik
harus jujur terhadap fakta dan tidak boleh memanipulasi fakta demi kepentingan
penelitiannya karena penelitian yang baik harus berlandaskan pada studi
kepustakaan yang benar agar kelak jika orang lain melakukan penelitian yang
sama, didapatkan hasil yang sama pula. Apa pun fakta yang diperolehnya, ia
harus yakin bahwa itulah yang sebenarnya.
Ø Tekun
Sebuah penelitian
kadang kala memerlukan waktu yang pendek untuk menghasilkan sebuah teori,
tetapi kadang kala memerlukan waktu yang sangat lama, bahkan bertahun-tahun.
Seorang peneliti yang baik harus tekun dalam penelitian yang dilakukannya,
tidak boleh malas,mudah jenuh, dan ceroboh, juga harus rajin, bersemangat, serta
tidak mudah putus asa. Dengan demikian, ia akan mendapatkan hasil yang
memuaskan. (Ari Sulistyorini)
v PENGERTIAN
TEKNOLOGI
Teknologi berasal
dari istilah teckne yang berarti seni (art) atau keterampilan. Menurut Dictionary
of Science, teknologi adalah penerapan pengetahuan teoritis pada
masalah-masalah praktis. Untuk membatasi pengertian teknologi yang luas, maka
pengertian teknologi dapat dikelompokan sebagai berikut :
Ø Teknologi
sebagai barang buatan
Ø Tidak ada manusia yang sempurna, semua pasti
memiliki kelemahan. Kelemahan yang ada pada diri manusia itu kemudian
diminimalisir dengan adanya teknologi agar kelemahan yang dimiliki manusiapun
menjadi sedikit berkurang. Tetapi barang-barang buatan tidak hanya terbatas
pada kelemahan manusia saja tetapi sesuatu yang tadinya belum terpikirkan.
Ø Teknologi sebagai kegiatan manusia
Ø Kegiatan manusia tidak lepas dari kegiatan membuat
dan menggunakan. Kegiatan manusia itu merupakan bentuk dari teknologi itu
sendiri.
Ø Teknologi
sebagai kumpulan pengetahuan.
Ø Kegiatan membuat dan menggunakan pasti tidak akan
lepas dari ilmu membuat (produk) dan ilmu menggunakan (komsumsi). Ilmu tersebut
merupakan kumpulan dari pengetahuan yang didapat manusia dari berbagai sumber.
Ø Teknologi sebagai kebulatan system.
Ø Pembahasan yang bulat dan menyeluruh akan tercapai
kalau teknologi ditinjau sebagai suatu system. Ini berarti teknologi dibahas
sebagai suatu kebulatan unsur-unsur yang saling berkaitan dan saling
mempengaruhi dalam lingkungan system itu sendiri.
Memahami teknologi
tidak dapat dipisahkan dari ilmu pengetahuan alam (nature science) dan
rekayasa (engineering). Ilmu pengetahuan alam adalah input bagi proses
ilmu rekayasa sedangkan teknologi adalah hasil proses rekayasa.
Ø CIRI –
CIRI FENOMENA TEKNIK PADA MASYARAKAT
Fenomena teknik
masyarakat terkini, menurut Sastrapratedja (1980) memiliki ciri-ciri
sebagai berikut :
Ø Rasionalistas, artinya tindakan spontan oleh teknik
diubah menjadi tindakan yang
direncanakan dengan perhitungan rasional.
Ø Artifisialitas, artinya selalu membuat sesuatu yang
buatan tidak alamiah.
Ø Otomatisme, artinya dalam hal metode, organisasi dan rumusan dilaksanakan
secara otomatis. Demikian juga dengan teknik mampu mengeliminasikan kegiatan
non teknis menjadi kegiatan teknis.
Ø Teknik berkembang pada suatu kebudayaan.
Ø Monisme, artinya semua teknik bersatu, saling
berinteraksi dan saling bergantung.
Ø Universalisme, artinya teknik melampaui batas-batas
kebudayaan dan ediologi, bahkan dapat menguasai kebudayaan.
Ø Otonomi artinya teknik berkembang menurut
prinsip-prinsip sendiri.
v ILMU
PENGETAHUAN, TEKNOLOGI , DAN NILAI
Ilmu pengetahuan dan
teknologi sering dikaitkan dengan nilai dan moral. Ilmu pengetahuan pada
dasarnya memiliki tiga komponen penyangga tubub pengetahuan yang disusunnya
yaitu: ontologis, epistemologis dan aksiologis. Kaitan ilmu dan
teknologi dengan nilai atau moral, berasal dan ekses penerapan ilmu dan
teknologi sendiri. Dalam hal ini sikap ilmuwan dibagi menjadi dua golongan:
Ø Golongan yang menyatakan ilmu dan teknologi adalah
bersifat netral terhadap nilai-nilai baik secara ontologis maupun secaru
aksiologis, soal penggunaannya terserah kepada si ilmuwan itu sendiri. Golongan
ini berasumsi bahwa kebenaran itu dijunjung tinggi sebagai nilai, sehingga
nilai-nilai kemanusiaan lainnya dikorbankan demi teknologi.
Ø Golongan yang menyatakan bahwa ilmu dan teknologi
itu bersifat netral hanya dalam batas-batas metafisik keilmuwan, sedangkan
dalam penggunaan dan penelitiannya harus berlandaskan pada asas-asas moral atau
nilai-nilai. golongan ini berasumsi bahwa ilmuwan telah mengetahui ekses-ekses
yang terjadi apabila ilmu dan teknologi disalah gunakan.
· Nampaknya ilmuwan golongan kedua yang
patut kita masyarakatkan sikapnya sehingga ilmuwan terbebas dan kecenderungan
“pelacuran” dibidang ilmu dan teknologi, dengan mengorbankan nilai-nilai
kemanusiaan. Dampak dan perkembangan pesat ilmu dan teknologi lebih banyak
dirasakan di negara-negara dunia ketiga (berkembang), dirasakan ilmu dan
teknologi menguasai manusia, kebudayaan dan alam sendiri.Sistem-sistem
teknologi yang dikendalikan oleh kelompok asing, telah dengan seenaknya
mengubur dan mematikan kekuatan kerajinan rakyat tradisional. Kebudayaan
tradisional dan nilai-nilai yang dulu dijunjung tinggi, sedikit demi sedikit
luntur akibat perkembangannya ilmu dan teknologi.
v KEMISKINAN
Kemiskinan pada
dasarnya merupakan salah satu bentuk problema yang muncul dalam kehidupan
masyarakat, khususnya pada negara-negara yang sedang berkembang. Kemiskinan
yang dimaksud adalah kemiskinan dalam bidang ekonomi. Dikatakan berada di bawah
garis kemiskinan apabila pendapatan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup
yang paling pokok seperti pangan, pakaian dan tempat berteduh. Atau dengan
pendapat lain, yaitu adanya suatu tingkat kekurangan materi pada sejumlah atau
segolongan orang dibandingkan dengan standar kehidupan yang umum berlaku dalam
masyarakat yang bersangkutan. Kemiskinan juga dapat terjadi karena tidak
memiliki pekerjaan, biasanya orang yang tidak memiliki pekerjaan tidak
mendapatkan kerja karena kurangnya skill ataupun pendidikan yang dimiliki.
v Kemiskinan
menurut pendapat umum dapat dikategorikan ke dalam 3 kelompok, yaitu
Ø Kemiskinan
yang disebabkan aspek badaniah atau mental seseorang. Pada aspek badaniah, biasanya orang
tersebut tidak bisa berbuat maksimal sebagaimana manusia lainnya yang sehat
jasmani. Sedangkan aspek mental, biasanya mereka mempunyai sifat malas bekerja
dan berusaha secara wajar, sebagaimana manusia lainnya.
Ø Kemiskinan
yang disebabkan oleh bencana alam. Biasanya pihak pemerintah menempuh dua cara,yaitu
memberi pertolongan sementara dengan bantu secukupnya,mentransmigrasikan ke
tempat hidup yang lebih layak.
Ø Kemiskinan
buatan atau kemiskinan struktural. Selain disebabkan oleh keadaan pasrah pada
kemiskinan dan memandangnya sebagai nasib dan takdir Tuhan, juga karena
struktur ekonomi, sosial dan politik.
Usaha memerangi
kemiskinan dapat dilakukan dengan cara memberikan pekerjaan yang memberikan
pendapatan yang layak kepada orang-orang miskin. Karena dengan cara ini bukan
hanya tingkat pendapatan yang dinaikkan, tetapi harga diri sebagai manusia dan
sebagai warga masyarakat dapat dinaikkan seperti warga lainnya. Dengan lapangan
kerja dapat memberikan kesempatan kepada mereka untuk bekerja dan merangsang
berbagai kegiatan-kegiatan di sektor ekonomi lainnya.
v CIRI –
CIRI MANUSIA YANG HIDUP DIBAWAH GARIS KEMISKINAN.
Ø Tidak memiliki faktor-faktor produksi sendiri
seperti tanah, modal, ketrampilan dll.
Ø Tidak memiliki kemungkinan untuk memperoleh aset
produksi dengan kekuatan sendiri, seperti untuk memperoleh tanah garapan ataua
modal usaha.
Ø Tingkat pendidikan mereka rendah, tidak sampai taman
SD.
Ø Kebanyakan tinggal di desa sebagai pekerja bebas.
Ø Banyak yang hidup di kota berusia muda dan tidak
mempunyai ketrampilan.
v Kemiskinan
menurut orang lapangan (umum) dapat dikatagorikan kedalam tiga unsur:
Ø Kemiskinan yang disebabkan handicap badaniah ataupun
mental seseorang.
Ø Kemiskinan yang disebabkan oleh bencana alam.
Ø Kemiskinan buatan.Yang relevan dalam hal ini adalah
kemiskinan buatan, buatan manusia terhadap manusia pula yang disebut kemiskinan
struktural. Itulah kemiskinan yang timbul oleh dan dari struktur-struktur
buatan manusia, baik struktur ekonomi, politik, sosial maupun cultural. Selain
disebabkan oleh hal – hal tersebut, juga dimanfaatkan oleh sikap “penenangan”
atau “nrimo”, memandang kemiskinan sebagai nasib, malahan sebagai takdir
Tuhan. Kemiskinan menjadi suatu kebudayaan atau subkultur, yang mempunya
struktur dan way of life yang telah turun temurun melalui jalur keluarga.
Kemiskinan yang membudaya itu disebabkan oleh dan selama proses perubahan
sosial secara fundamental,seperti transisi dari feodalisme ke kapitalisme,
perubahan teknologi yang cepat, kolonialisme,obatnya tidak lain adalah revolusi
yang sama radikal dan meluasnya.
v FUNGSI
KEMISKINAN
· Kemiskinan di seluruh dunia bukan hanya
sebagi bagian yang merugikan bagi bangsa itu sendri,kemiskinan juga dapat kita
lihat dari kegunaannya yang dapat membuatnya menjadi salah satu tolak ukur agar
bangsa dan masyarakat dapat lebih baik lagi dalam menjalankan ini semua.
· Kegunaan kemiskinan bagi Negara adalah
sebagi suatu indikasi bahwa Negara itu telah menjadi negra yang benar-benar
maju, semakin kecil angka kemiskinan di suatu Negara , maka Negara itu patut di
akui sebagi Negara yang maju, Negara maju bukan hanya di lihat dari kemajuan
teknologi dari Negara itu sendiri melainkan dari bagimana Negara itu mengelola
kemiskinan dengan baik sehingga angka kemiskinan dapat dikurangi terus menerus.
· Kegunaan kemiskinan bagi masyarakat
menurut adalah sebagai pengingat kita kepada sang pencipta dan sebagai suatu
penentu nilai sosial yang baik.di zaman seperti ini banyak sekali masyarakat
yang telah diberikan kelebihan materi lupa akan sekelilingnya. Dengan adanya
kemiskinan, mereka yang telah diberikan kelebihan patutnya melihat dengan
hati nurani bahwa di sekelilingnya masih banyak saudara kita yang masih dalam
keterpurukan sehingga bagi mereka yang mempunyai kelebihan dapat sedikit memberikan
bantuan kepada mereka yang memerlukan. Namun di zaman ini nampaknya lebih
banyak masyarakat yang tidak peduli akan sekelilingnya karena telah di butakan
oleh harta yang melimpah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar