Pengertian Pemuda
Secara hukum pemuda adalah manusia yang berusia 5–30 tahun, secara biologis yaitu manusia
yang sudah mulai menunjukkan tanda-tanda kedewasaan seperti adanya perubahan
fisik, dan secara agama adalah manusia yang sudah memasuki fase aqil baligh
yang ditandai dengan mimpi basah bagi pria biasanya pada usia 11 – 15 tahun dan
keluarnya darah haid bagi wanita biasanya saat usia 9 – 13 tahun.
Pemuda adalah suatu generasi yang dipundaknya terbebani
berbagai macam – macam harapan, terutama dari generasi lainnya. Hal ini dapat
dimengerti karena pemuda diharapkan sebagai generasi penerus, generasi yang
akan melanjutkan perjuangan generasi sebelumnya, generasi yang mengisi dan
melanjutkan estafet pembangunan. Di dalam masyarakat, pemuda merupakan satu
identitas yang potensial. Kedudukannya yang strategis sebagai penerus cita –
cita perjuangan bangsa dan sumber insani bagi pembangunan bangsanya.
Pengertian Sosialisasi
Pengertian sosialisasi mengacu pada suatu proses belajar
seorang individu yang akan mengubah dari seseorang yang tidak tahu menahu
tentang diri dan lingkungannya menjadi lebih tahu dan memahami. Sosialisasi
merupakan suatu proses di mana seseorang menghayati (mendarahdagingkan -
internalize) norma-norma kelompok di mana ia hidup sehingga timbullah diri yang
unik, karena pada awal kehidupan tidak ditemukan apa yang disebut dengan
“diri”.
Internalisasi, Belajar dan Spesialisasi
Ketiga kata atau istilah tersebut pada dasarnya memiliki
pengertian yang hampir sama. Proses berlangsungnya sama yaitu melalui interaksi
sosial. istilah internasilasasi lebih ditekankan pada norma-nroma individu yang
menginternasilasikan norma-norma tersebut. Istilah belajar ditekankan pada
perubahan tingkah laku, yang semula tidak dimiliki sekarang telah dimiliki oleh
seorang individu. istilah spesialisasi ditekankan pada kekhususan yagn telah
dimiliki oleh seorang individu, kekhususan timbul melalui proses yang agak
panjang dan lama.
Proses Sosialisasi
Menurut teori Charles H. Cooley lebih menekankan pada peran
interaksi antar manusia yang akan menghasilkan konsep diri (self concept).
Proses pembentukan konsep diri ini yang kemudian disebut Cooley sebagai
looking-glass self terbagi menjadi tiga tahapan sebagai berikut:
1. Seorang
anak merasa dirinya sebagai anak yang paling hebat dan yang paling pintar
karena sang anak memiliki prestasi dan sering menang di berbagai lomba.
2. Dengan
perasaan bahwa dirinya hebat, anak membayangkan pandangan orang lain terhadap
dirinya. Ia merasa orang lain selalu memujinya, selalu percaya pada
tindakannya. Perasaan ini muncul akibat perlakuan orang lain terhadap dirinya.
Misalnya, orang tua selalu memamerkan kepandaiannya.
3. Penilaian
yang positif pada diri seorang anak akan menimbulkan konsep diri yang positif
pula.
Semua tahap di atas berkaitan dengan teori labeling, yaitu
bahwa seseorang akan berusaha memainkan peran sosial sesuai dengan penilaian
orang terhadapnya. Jika seorang anak di beri label “nakal”, maka ada
kemungkinan ia akan memainkan peran sebagai “anak nakal” sesuai dengan
penilaian orang terhadapnya, meskipun penilaian itu belum tentu benar.
Peranan Sosial Mahasiswa dan Pemuda di Masayrakat
Peranan sosial mahasiswa dan pemuda di masyarakat, kurang
lebih sama dengan peran warga yang lainnnya di masyarakat. Mahasiswa mendapat
tempat istimewa karena mereka dianggap kaum intelektual yang sedang menempuh
pendidikan. Pada saatnya nanti sewaktu mahasiswa lulus kuliah, ia akan mencari
kerja dan menempuh kehidupan yang relatif sama dengan warga yang lain.
Secara tak sadar namun perlahan tapi pasti, para generasi
muda dihinggapi dengan idiologi baru dan perilaku umum yang mendidik mereka
menjadi bermental instan dan bermental bos. Pemuda menjadi malas bekerja dan
malas mengatasi kesulitan, hambatan dan proses pembelajaran tidak diutamakan
sehingga etos kerja jadi lemah.
Sarana tempat hiburan tumbuh pesat bak “jamur di musim
hujan” arena billyard, playstation, atau arena hiburan ketangkasan lainnya,
hanyalah tempat bagi anak-anak dan generasi muda membuang waktu secara percuma
karena menarik perhatian dan waktu mereka yang semestinya diisi dengan lebih
banyak untuk belajar, membaca buku di perpustakaan, berorganisasi atau mengisi
waktu dengan kegiatan yang lebih positif.
Peran pemuda yang seperti ini adalah peran sebagai konsumen
saja, pemuda dan mahasiswa berperan sebagai “penikmat” bukan yang
berkontemplasi (pencipta karya). Dapat ditambahkan disini persoalan NARKOBA
yang dominan terjadi di kalangan generasi muda yang memunculkan kehancuran
besar bagi bangsa Indonesia.
Pola Dasar Pembinaan dan Pengembangan Generasi Pemuda
Pola pembinaan dan pengembangan generasi muda adalah agar
semua pihak yang turut serta dan berkepentingan dalam penanganannya benar-banar
menggunakan sebagai pedoman sehingga pelaksanaanya dapat terarah, menyeluruh,
dan terpadu serta dapat mencapai sasaran dan tujuan yang dimaksud.
Pola dasar pembinaan dan pengembangan generasi muda disusun
belandaskan:
1. Landasaan
idiil : Pancasila
2. Landasaan
konstitusional : Undang-Undang Dasar 1945
3. Landasaan
strategis : Garis-garis Besar Haluan Negara
4. Landasaan
historis : Sumpah Pemuda Tahun 1928 dan Proklamasi Kemerdekaan 17
5. Agustus
1945
6. Landasaan
normatif : Etika, tata nilai dan tradisi luhur yang hidup dalam
7. masyarakat.
Pengertian pokok pembinaan dan pengembngan generasi muda
Generasi merupakan generasi penerus perjuangan bangsa dan
sumber daya insani bagi pembangunan nasional, diharapkan mampu memikul tugas
dan tanggung jawab untuk kelestarian kahidupan bangsa dan negara. Untuk itu
generasi muda perlu mendapatkan perhatian khusus dan kesempatan yang
seluas?luasnya untuk dapat tumbuh dan berkembang secara wajar baik jasmani,
rohani maupun sosialnya. Dalam proses pertumbuhan dan perkembangannya, terdapat
generasi muda yang menyandang permasalahan sosial seperti kenakalan remaja, penyalahgunaan
obat dan narkota, anak jalanan dan sebagainya baik yang disebabkan oleh faktor
dari dalam dirinya (internal) maupun dari luar dirinya (eksternal). Oleh karena
itu perlu adanya upaya, program dan kegiatan yang secara terus menerus
melibatkan peran serta semua pihak baik keluarga, lembaga pendidikan,
organisasi pemuda, masyarakat dan terutama generasi muda itu sendiri. Arah
kebijakan pembinaan generasi muda dalam pembangunan nasional menggariskan bahwa
pembinaan perlu dilakukan dengan mengembangkan suasana kepemudaan yang sehat
dan tanggap terhadap pembangunan masa depan, sehingga akan meningkatkan pemuda
yang berdaya guna dan berhasil guna. Dalam hubungan itu perlu dimantapkan
fungsi dan peranan wadah?wadah kepemudaan seperti KNPI, Pramuka, Karang Taruna,
Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS), Organisasi Mahasiswa di lingkungan
perguruan tinggi dan organisasi fungsional pemuda lainnya. Dalam kebijakan
tersebut terlihat bahwa KARANG TARUNA secara ekslpisit merupakan wadah
pembinaan dan pengembangan generasi muda yang bertujuan untuk mewujudkan
generasi muda aktif dalam pembangunan nasional pada umumnya dan pembangunan
bidang kesejahteraan sosial pada khususnya. Salah satu kegiatan Karang Taruna
Kelurahan Purwaharja Kecamatan Purwaharja sedang membuat kerajinan bambu yang
diolah menjadi aneka macam alat musik seperti suling, angklung dan sebagainya.
Masalah-Masalah Generasi Muda
Berbagai permasalahan generasi muda yang muncul pada saat
ini antara lain:
1. Dirasa
menurunnya jiwa idealisme, patriotisme, dan nasionalisme di kalangan
2. masyarakat
termasuk generasi muda.
3. Kekurangpastian
yang dialami oleh generasi muda terhadap masa depannya.
4. Belum
seimbangnya antara jumlah generasi muda dengan fasilitas pendidikan yang
5. tersedia,
baik yang formal maupun non formal. Tingginya jumlah putus sekolah yang
6. diakibatkan
oleh berbagai sebab yang bukan hanya merugikan generasi muda sendiri,
7. tetapi
juga merugikan seluruh bangsa.
8. Kurangnya
lapangan kerja / kesempatan kerja serta tingginya tingkat pengangguran /
setengah pengangguran di kalangan generasi muda dan mengakibatkan berkurangnya
produktivitas nasional dan memperlambat kecepatan laju perkembangan pembangunan
nasional serta dapat menimbulkan berbagai problem sosial lainnya.
9. Kurangnya
gizi yang dapat menyebabkan hambatan bagi perkembangan kecerdasan dan
pertumbuhan badan di kalangan generasi muda, hal tersebut disebabkan oleh
rendahnya daya beli dan kurangnya perhatian tentang gizi dan menu makanan
seimbang di kalangan masyarakat yang berpenghasilan rendah.
10. Masih
banyaknya perkawinan di bawah umur, terutama di kalangan masyarakat daerah
pedesaan.
11. Pergaulan
bebas yang membahayakan sendi-sendi perkawinan dan kehidupan keluarga.
12. Meningkatnya
kenakalan remaja termasuk penyalahgunaan narkotika.
13. Belum
adanya peraturan perundangan yang menyangkut generasi muda.
Potensi-Potensi Generasi Muda
Potensi-potensi yang terdapat pada generasi muda perlu
dikembangkan adalah:
1. Idealisme
dan daya kritis
2. Dinamika
dan kreatifitas
3. Keberanian
mengambil resiko
4. Optimis
dan kegairahan semangat
5. Sikap
kemandirian dan disiplin murni
6. Terdidik
7. Keanekaragaman
dalam persatuan dan kesatuan
8. Patriotisme
dan nasionalisme
9. Sikap
kesatria
10. Kemampuan
penguasaan ilmu dan teknologi
Tujuan Pokok Sosialisasi
Individu harus diberi ilmu pengetahuan (keterampilan) yang
dibutuhkan bagi kehidupan kelak di masyarakat. Individu harus mampu
berkomunikasi secara efektif dan mengenbangkankan kemampuannya. Bertingkah laku
secara selaras dengan norma atau tata nilai dan kepercayaan pokok ada pada
lembaga atau kelompok khususnya dan pada masyarakat umum.
Mengembangkan Potensi Generasi Muda
Di negara-negara maju, salah satu di antaranya adalah
Amerika Serikat, para mahasiswa sebagai bagian generasi muda, didorong,
dirangsang dengan berbagai motivasi dan dipacu untuk maju dalam berlomba
menciptakan suatu ide / gagasan yang harus diwujudkan dalam suatu bentuk
barang, dengan berorientasi pada teknologi mereka sendiri. Untuk mengembangkan
ide-ide / gagasan-gagasan itu, Institut Teknologi Maschussets (MIT) Universitas
Oregon dan Universitas Carnegie Mellon (CMU), telah membuat proyek bersama
berjangka waktu lima tahunan, melibatkan sekitar 600 mahasiswa dan 55 anggota
fakultas dalam program-program belajar dan membaharu dalam wadah Nasional
Science Foundation (NSF), di masing-masing pusat inovasi
universitas-universitas tersebut. Hasil yang dicapai proyek itu : Lebih dari
dua lusin produk, proses atau pelayanan baru telah dipasarkan dan menciptakan
hampir 800 pekerjaan baru, dan memperoleh hasil penjualan sebesar $46,5 juta
(Kingsbury. Louise, 1978:59).
Gagasan dan pola kerja yang hampir serupa telah dikembangkan
pula di negara-negara Asia, misalnya : Jepang, Korea Selatan, Singapura,
Taiwan. Jerih payah dan ketentuan para inovator pada sektor teknologi industri
itu membawa negara-negara itu tampil dengan lebih meyakinkan sebagai
negara-negara yang berkembang mantap dalam perekonomiannya.
Sebagaimana upaya bangsa Indonesia unrtuk mengembangkan
potensi tenaga muda agar menjadi inovator-inovator yang memiliki keterampilan
dan skill berkualitas tinggi.
Studi Kasus :
Pemuda adalah golongan manusia muda yang masih memerlukan
pembinaan dan pengembangan ke arah yang lebih baik, agar dapat melanjutkan dan
mengisi pembangunan yang kini telah berlangsung, pemuda di Indonesia dewasa ini
sangat beraneka ragam, terutama bila di kaitkan dengan kesempatan pendidikan.
Keragaman tersebut pada dasarnya tidak mengakibatkan perbedaan dalam pembinaan
dan pengembangan generasi muda.
Sumber :
http://journal.mercubuana.ac.id
http://id.shvoong.com
http://isramrasal.wordpress.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar